Kamis, 13 Mei 2010

negara 5 menara

Assalamu alaikum...
Gimana kabarku hari ini?
Gimana kabarmu hari ini?
G
imana kabar mereka hari ini?
Semoga Allah selalu menajaganya. AMIN


Senangnya ^.^... selesai juga baca novel 5 menara pinjaman dari teman (novel pinjaman jauh beda rasanya. heheheheh).

Kenapa yah aku baca novel ini?
Jawaban ku singkat dan simpel aja, karena ku menonton cuplikan Kick Andy untuk minggu depan "BEDAH BUKU NEGARA 5 MENARA". secara sepintas dari video yang diputarkan buku ini bercerita tentang pesantren. Pesantren di Indonesia memang banyak tapi nama pesantren yang disebutkan sang penulis membuatku melunjak kaget "GONTOR". Iya, itu nama pondok itu yang kudengar. Pondok yang membuatku berpisah dengan kawan yang berasal dari kandungan yang sama 'adikku'.

Saat buku ini berada di tanganku, ada hembusan yang beda, dia membuatku tak bisa membiarkan satu kata pun terlewatkan. Tidak biasanya, aku membaca kata pengantar sebuah novel biasanya ogah banget, buang-buang waktu aja. tapi wentah kata pengantarnya memberi sebuah keharusan buatku agar tertarik untuk membacanya. benar novel ini tentang Pondok Modern Gontor tapi diubah menjadi Pondok Madani.

Kisah yang dibawakan kurang lebih sama dengan laskar pelangi yang berbau dunia pendidikan tapi bedanya tempat dan latar belakannya yang disajikan dan ditawarkan satunya di Bangka Belitung yang lainnya di Jawa Timur


Tiap bab memang bolweh mengisahkan tentang hidup alif dan kawan-kawan tapi bagiku beda.. tiap kata yang digambarkan a. fuadi mencungkil memoriku mengenang cerita adikku yang juga anak PM bagaimana kehidupannya yang padat, kebersamaannya, jam sekolah pagi dan sore, ekstrakulikuler, dan lainnya. semua hampir sama.
Pikiran alif saat masuk pondok pertama kali hampir sama dengan kekagumanku melihat PM. ada yang aneh saat pertama kali kesana menjenguk adikku. aku melihat para siswa shalat di depan kamar masing-masing dan hanya sebagaian yang di mesjid. kutanya adikku sang penghuni dari PM yang sudah resmi tinggal di sana seminggu, dia hanya bilang mesjid tidak cukup. aku paham. PM tempat adikku memang bukan PM pusat tapi PM cabang yang baru dibuka 3 tahun sehingga pembangunannya belum pesat dan hanya meggunakan mesjid yang sudah lama ada sebelum PM berdiri disitu yang hanya mampu sekitar 300 orang. tapi, setelah baca N5M aku temukan satu jawaban baru lain dari jawaban adikku yaitu melatih kepemimpinan. sewua sisiwa harus merasakan jadi pemimpin.

Hukum botak di PM bukanlah hal baru, melanggar yang cukup berat berarti botak. Aku kembali ingat dengan kisah adikku yang harus membiarkan kepalanya tak ditumbuhi rambut karena tidak mengerjakan shalat magrib berjamaah akibat pengaruh obat yang diberikan dokter atas penyakit hepatitis yang dideritanya. Ibuku hanya bisa pasrah saja melihat putra satu-satunya seperti ini bahkan maklum karena obat yang diberikan dokter memang bikin pengaruh kantuk hebat, sedangkan reaksi ayahku lain lagi dia hanya berkata sepertinya kamu sudah watunya potong rambut syukurlah dapat cukuran gratis dan aku ambil jalan tengah ketawa melihat kepalanya. hahahah

Pentas seni pondok adalah hal yang paling kutunggu walaupun tak bisa kusaksikan (hiks..hiks..hiks..). adikku selalu menceritakan betapa serunya pentas seni tahuanan yang diadakan di PM nya walaupun tak semegah PM pusat. tapi sayang ku hanya bisa mendengar tak bisa merasakan dan melihatnya karena selalu bertepatan dengan banyaknya tugas, ujian, dan bla..bla...


Satu lagi kisah telak khas adikku yang tak bosan-bosan di ceritanya tentang pimpinan pondok mereka. Beliau menjadi fans tersendiri bagi anak PM. kehadirannya di PM adikku membuatnya tak bosan bercerita tentang sejarah gontor dan aku hanya bisa diam sabar untuk mendengarkan jika tidak ia takkan meminjamkan ku buka mafhuzotnya (pelajaran yang paling kusuka karena penuh dengan kata-kata bijak)


Jujur saja aku iri dengan adikku yang masuk PM (perintah wajib ayah) sedangkan aku tidak bisa karena ibuku belum mampu meninggalkan ku sang putri satu-satunya. kesepakatan yang kubuat di tangan ibu, menang telak oleh ibu aku tidak bisa masuk di PM wanita yang baru dibuka saat ku tamat SD. akihrnya aku hanya menikmati SMP dan SMA. tapi aku tak menyesal sedetik pun, ada satu rasa yang membuatku juga bangga dengan pilihanku mematuhi ibu, patuh dengan kesepakatan kami karena aku bertemu dengan orang-orang yang mengajarkanku dunia islam walau tak di pesantren.

Ya Allah indah sekali lukisan kehidupan yang Engkau gambarkan untukku. Thanks for all God



Kini aku berada di UNHAS sebagai calon perawat. Walau sampai saat ini hatiku belum 100% ada di sini tapi kupercaya waktu akan menjawab kenapa ia memilihku ada disini seperti Alif yang di ijinkan waktu untuk menjadi bagian dari PM.

0 komentar: